IPA TERPADU atau GURU TERPADU

Konsep IPA Terpadu masih banyak di salah artikan oleh sebagian besar orang, bahkan guru yang sudah (merasa) menjalaninya. Para guru SMP mapel Fisika yang juga mengajar Biologi atau sebaliknya, merasa bahwa itulah yang dimaksud dengan pengajaran IPA TERPADU. Meski sebenarnya itu lebih pas jika dikatakan sebagai pengajaran GURU TERPADU.

Saya mencoba untuk membandingkan antara konsep IPA TERPADU dengan apa yang selama ini diterapkan, dan (maaf) saya katakan sebagai GURU TERPADU.

Tinjuan Aspek Guru
Selama ini obyek pelaksana adalah guru. Maksudnya si guru mapel Fisika sekaligus mengajar mapel Biologi atau sebaliknya. Bukankah itu yang dimaksud dengan GURU TERPADU. Satu orang guru mengajar beberapa mapel.

Proses pembelajaran di bagi berdasarkan jam. Misalnya jam 1,2 pelajaran biologi, lalu jam 3,4 tentang fisika. Atau berdasarkan hari, misanya, hari senin 2 jam digunakan untuk membahas fisika. Lalu pertemuan hari berikutnya 2 jam untuk membahas biologi. Sisanya 1 jam untuk kimia.

Kalau untuk yang model begini, saya kira bukan yang dimaksud dengan keterpaduan IPA. Model yang begini Baca lebih lanjut

Ada Waria di sekolahku

DIA teman satu meja dengan saya di SMP dulu. Selepas itu kami tak pernah bertemu lagi, kecuali di satu kesempatan. Untuk ukuran laki-laki, wajahnya bisa di kata cukup “cantik”. Postur tubuhnya kurus tinggi. Gerak geriknya lemah gemulai. Mimik bicara dan polah tingkahnya betul-betul mirip ekspresi seorang perempuan. Tapi saya tahu betul bahwa dia itu laki-laki. Hampir sebagian besar teman bermainnya adalah perempuan. Dan eloknya sepucuk surat cinta pernah diterimanya dari seorang teman perempuan yang  telah lama menaruh perasaan suka padanya.

KAMI, teman-temannya sama sekali tidak pernah mempermasalahkan kepribadiannya. Tidak ada rasa canggung saat berdekatan dengannya. Dan dia juga sepertinya menikmati apa yang melekat pada dirinya. Saat yang menakutkan baginya adalah saat pelajaran olah raga. Maklum dengan polah kemayu-nya, tentu menjadi semacam hiburan bagi kami saat melihatnya berolahraga. Lucu dan menjadi sebuah tontonan yang sangat menyenangkan.

Hampir sepuluh tahun setelah kelulusan sekolah kami tak saling bertemu. Kami melanjutkan studi tanpa saling komunikasi. Hingga saat tak sengaja kulihat dia berjalan di sepanjang trotoar sendirian. Dan sungguh mengejutkan, Baca lebih lanjut

Menakar Iman dengan Sains

Sesuatu yang bersifat spiritual dan menjadi pandangan hidup seseorang, bisa kita sebut sebagai iman. Meskipun hanya menyangkut hubungan antara Tuhan dengan makhluk-Nya, zaman bisa mengubah iman seseorang. Apa yang seseorang inginkan, rasakan, lihat, dan dengar bisa merubah kadar keimanannya. Setiap kita membutuhkan reaksi yang tepat ketika zaman terus bergerak dengan segala bentuk perubahan. Dan itulah yang menjadikan iman seseorang bergerak seperti gelombang tali. Kadang naik kadang turun atau bisa terlepas sama sekali.

Pada posisi ideal, seharusnya iman bisa membawa pengaruh pada zaman sehingga pergerakan perubahannya menuju ke arah yang bisa dikendalikan. Sayangnya tingkat iman masing-masing orang tidak bisa disamaratakan. Sekalipun dua orang mendapat asupan akhlak dan tauhid yang sama, pada akhirnya akan menghasilkan tingkat keimanan yang berbeda. Bagaimanapun juga iman menyangkut keyakinan dan pandangan hidup seseorang. Bersifat sangat pribadi, tertutup dan abstrak. Baca lebih lanjut