Ber-Sains Ibarat Meramal_01

SIAPA bilang, urusan ramal meramal menjadi keahlian Ki Joko Bodo atau Mama Laurent saja? Sains juga ahli dalam hal ini. Cara dan medianya tentulah berbeda. Tidak perlu bola kristal, kartu tarot, garis tangan atau alat-alat aneh lain sebagai media ramal. Lebih banyak mengandalkan pensil, kertas, laboratorium atau komputer. Mungkin karena laku keras atau memang tuntutan profesi, banyak ahli sains mencoba peruntungan dengan menebak keadaan masa depan. Berbagai metode dari yang aneh sampai yang sungguh-sungguh ilmiah mulai dipraktekkan. Trend ini bukan berarti sebuah tuduhan bahwa sains mulai menyabotase lahan profesi paranormal. Perlu kita pahami bersama, urusan ramal meramal dalam sains bukanlah cerita baru. Praktek ini sudah jauh berabad-abad lalu di lakukan oleh sains. Sains sendiri mempertegas kajian ini dengan munculnya futurologi sebagai salah satu bagian kajian sains.

Apakah kita masih sama seperti sedetik lalu? Apakah kita bisa mengulang dengan tepat apa yang terjadi semenit sebelum ini? Dua pertanyaan ini tidak sekadar basa-basi. Mungkin perlu sedikit merenung untuk menjawabnya. Bagaimanapun juga, apa yang terjadi pada detik waktu sebelumnya pastilah berbeda dengan yang terjadi di detik ini. Kita saat ini secara tepat, bukanlah kita sedetik sebelumnya. Karena waktu mengiringi perubahan dan pergerakan yang terjadi pada partikel tubuh. Ada yang mati karena usang. Ada pula yang muncul karena pertumbuhan. Amatilah lidah Anda, Apakah bisa diam meski sejenak? Baca lebih lanjut

Keinginan Marilyn Manroe

AKTRIS cantik Marilyn Monroe tahu bahwa hidupnya akan berakhir sebentar lagi. Dia sudah merancang skenario bunuh diri yang sensasional meski baru berusia 36 tahun. Siapa peduli! Hidup sudah sangat membosankan baginya. Tapi masih ada satu hal yang mengganjal di hatinya. Dia belum punya keturunan yang bisa mewarisi ketenaran dan tentu saja kecantikannya. Kelak jika sudah mati, dia ingin dirinya bisa kekal dikenang orang melalui keturunanya yang musti cantik seperti dirinya dan juga cerdas. Dan dia sudah menentukan pilihan, satu-satunya orang yang tepat sebagai ayah dari anaknya adalah Albert Einstein. “Dialah orang tercerdas yang pernah hidup di dunia itu”, pikir Monroe. Akhirnya Monroe dan Einstein melakukan suatu pertemuan dan kesepakatan diperoleh. Enstein tidak terlalu berminat dengan Monroe tapi idenya lumayan brilian. Jadi Einstein hanya akan menyumbangkan spermanya untuk dilakukan pembuahan dengan metode inseminasi. Operasi dijalankan dengan hati berdebar. Waktu terus berlalu. Namun apa yang terjadi! Tidak seperti apa yang mereka harapkan, ternyata anak keturunan mereka lahir dengan paras pas-pasan seperti ayahnya dan akal yang bodoh seperti sang ibu!

Ide Marilyn Monroe di atas Baca lebih lanjut

Soal-Soal SNMPTN tahun 1978 – 2011

SKALU (Sekretariat Kerja sama antar Lima Universitas) adalah ujian seleksi mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri (PTN) yang pertama kali diadakan serentak tahun 1976 oleh lima perguruan tinggi negeri, yakni Universitas Indonesia (UI) di Jakarta, Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, dan Universitas Airlangga (UNAIR) di Surabaya. Dengan sistem ini para calon mahasiswa tidak perlu melakukan perjalanan jauh untuk seleksi di universitas tujuan sehingga menghemat biaya, waktu dan memberikan kesempatan sama untuk setiap calon mahasiswa di seluruh Indonesia. Sayangnya, kelemahan sistem ini adalah setiap mahasiswa tidak bisa lagi memilih lebih dari satu PTN.

Tahun 1979 terjadi perubahan sistem dari SKALU menjadi Proyek Perintis (PP). Perubahan yang terjadi yaitu : (1). Calon mahasiswa diharuskan memilih program studi, bukan hanya PTN-nya saja. (2). Melibatkan 10 PTN yang dibagi menjadi 3 katagori, yaitu Kattagori 1 bernama PP1 atau lebih dikenal dengan istilah SKASU (Sekretariat Kerja sama Antar Sepuluh Universitas). Dalam sistem ini, mahasiswa diizinkan memilih tiga program studi di tiga perguruan tinggi. PP1 melibatkan 10 PTN (selain lima yang di atas, ditambah dengan Universitas Padjadjaran (UNPAD) di Bandung, Universitas Diponegoro (UNDIP) di Baca lebih lanjut

Soal-Soal Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMP

Olimpiade Sains Nasional (OSN) Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tahun 2012 sebentar lagi. Tentu saja baik siswa yang menjadi peserta maupun guru pendamping hingga sekolah sedang menyiapkan kompetisi ini. Sebagai bahan tambahan, berikut ini saya siapkan soal-soal OSN tahun sebelumnya yang bisa digunakan sebagai latihan bagi peserta. Silahkan klik saja judulnya. Selamat berjuang. Ingat! Menang kalah adalah biasa dalam setiap kompetisi. Pemenang sesungguhnya adalah mereka yang telah berusaha sekuatnya dengan cara sejujurnya meskipun tidak menjadi juara.

Tingkat Kota atau Kabupaten

Fisika             : 2008 ; 2009 ; 2010.

Matematika : 2003 ; 2004 ; 2005 ; 2006 ; 2007 ; 2008 ; 2009 ; 2010 ; 2011

Tingkat Propinsi

Matematika : 2003 ; 2004 ; 2005 ; 2006 ; 2007 ; 2008 ; 2009 ; 2010 ; 2011

Tingkat Nasional

Matematika : 2003 ; 2004 ; 2005 ; 2006 ; 2007 ; 2008 ; 2009 ; 2010 ; 2011

Baca lebih lanjut

Relativitas Ruang dan Waktu

Menurut teori relativitas, ruang dan waktu adalah suatu sistem yang terpadu dan mengubah gagasan ruang dan waktu sebagai suatu entitas yang berbeda. Ruang dan waktu dapat berubah dari sistem inertial yang satu ke sistem inestial yang lain. Sehingga ruang dan waktu akan bersifat relatif terhadap seorang pengamat yang melakukan pengamatan.

Sifat relatif ruang dan waktu dipengaruhi oleh gerak yang relatif. Waktu tidak dapat dipisahkan dengan gerak, sebagaimana halnya juga dengan ruang. Suatu gerak relatif yang mendekati kecepatan cahaya akan mempengaruhi observasi bagi seorang pengamat di mana mereka akan mencatat waktu yang berbeda. Implikasinya adalah semakin cepat suatu obyek bergerak, maka akan dicatat waktu yang pendek, atau waktu akan bergerak lebih lambat dibandingkan dengan obyek diam relatif. Suatu arloji yang jarumnya bergerak tampaknya berjalan lambat, bila dibandingkan dengan arloji yang sama dalam keadaan diam relatif. Perlambatan arloji itu akan semakin besar jika obyek bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya.

Baca lebih lanjut

Wanita dalam Sains

MICHAEL H. Hart dalam bukunya “Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh di Dunia”, mengakui sendiri bahwa satu pertimbangan penting mengapa ilmuwan Marie Curie (1867-1934) memiliki kemasyhuran dan mendapatkan posisi sebagai tokoh kehormatan yang berpengaruh, adalah lebih banyak disebabkan karena dia seorang wanita. Sebagai wanita, Marie mendapat kemasyhuran ini karena dianggap mampu melakukan penyelidikan yang berkualitas seperti halnya para ilmuwan pria. Publik mendapat kesan bahwa dialah yang menemukan radioaktif. Padahal tak perlu disangkal lagi Marie dan suaminya, Pierre Curie, memulai penyelidikan tersebut setelah membaca laporan penemuan Antoine Henri Becquerel (1852-1908) tentang radioaktif.

Sebenarnya apa salahnya jika Marie seorang wanita? Apa lantas hubungan antara kemasyhuran dengan jenis kelamin? Kemasyhuran itu sungguh bersifat semu. Padahal ketika seorang Marie mendapat kehormatan lebih karena dia seorang wanita, itu sama saja dengan menegaskan suatu anggapan lemah terhadap wanita itu sendiri. Bahwa sebenarnya seorang wanita tidak akan pernah mendapatkan posisi tersebut. Dan ketika seorang wanita sedikit memiliki kelebihan, maka dia lantas diposisikan betul-betul terhormat. Jadi ketika Marie berhasil, sungguh-sungguh luar biasa. Sebenarnya hal ini tidak membuktikan apapun selain sebuah pesan untuk wanita yang tidak seharusnya berada di wilayah sains. Baca lebih lanjut

Sains vs Agama

KEJADIAN ini dialami oleh Galileo Galilei. Hidupnya saat itu bagaikan telur di ujung tanduk. Ketukan palu Paus Urbanus VIII, pemimpin Gereja Katolik pada April tahun 1663, telah menjatuhkan sanksi hukuman seumur hidup bagi ilmuwan astronomi itu. Galileo beruntung karena terhindar dari hukuman mati, sebagaimana bentuk hukuman bagi siapa saja yang mengancam kewibawaan gereja katolik. Pokok permasalahannya dianggap menyangkut martabat gereja yang harus di junjung oleh siapapun, bahkan seandainya pun tidak benar. Galileo yang menyakini bahwa matahari adalah pusat semesta, telah membangkitkan amarah pimpinan gereja yang berkeyakinan bumi lah pusat semesta. Vonis tersebut tidak bisa ditawar-tawar lagi, meskipun Galileo dikenal sebagai katolik yang taat dan sama sekali bukan penganut ajaran reformasi sebagaimana yang dituduhkan.

Keputusan yang dikeluarkan di Vatikan, oleh badan inkuisisi gereja pada kakek renta itu sebenarnya bukanlah yang pertama. Tiga puluh tahun sebelumnya, seorang ahli filsafat Giordano Bruno juga dianggap sesat dan dijatuhi hukuman mati. Tragis dan menyisakan dendam yang tak berkesudahan bahkan hingga kini. Baca lebih lanjut

Romantisme Ala Sains

RITA Colwell hanya tertawa spontan ketika Claudia Dreifus, wartawan dari The New York Times, menanyakan tentang kehidupan pribadi dengan suaminya, seorang fisikawan. Dr. Colwell sendiri seorang ahli mikrobiologi dan menjadi direktur National Science Foundation. Colwell menyimpulkan bahwa fisikawan memiliki kegiatan yang menarik, minat yang luas, dan tidak terlalu menekankan maskulinitas mereka. “Tentu saja, Anda bisa menjumpai fisikawan tidak seperti itu. Namun pada umumnya, kami merasa begitu”, lanjutnya sebagai penutup sesi wawancara untuk kolom Science Times pada Februari 1999.

Apa yang dikatakan Colwell memang bukan sekadar candaan semata. Kemitraan yang harmonis dengan suaminya, melahirkan generasi ilmuwan di keluarganya. Kedua putrinya mengikuti jejak ilmuwan orang tua mereka di Harvad University. Beberapa minggu setelah wawancara tersebut, secara tidak sengaja, Dreifus melakukan wawancara dengan Eleanor Baum yang ternyata bersuami fisikawan pula. Dr. Baum adalah insinyur teknik elektro dan dekan fakultas teknik di Cooper Union, New York. Dengan sedikit bercanda, Dreifus menganjurkan, bahwa sudah saatnya fisikawan masuk ke dalam kelompok calon suami yang potensial.

Baca lebih lanjut

Pemanasan Global (Global Warming)

Saat ini para orang tua kita sudah tak lagi berkutik saat ditanya tentang ramalan musim. Era Pranata Wangsa ala masyarakat Jawa sudah lewat karena tak lagi relevan. Sistem pergantian musim tak lagi bisa diprediksi melalui tanda-tanda alam tertentu.

Alat-alat canggih pun tak lagi mampu memberikan garansi penuh atas hasil dari ramalannya. Tadi pagi mendung, siang hari bisa menjelma panas terik. Menuju ke sore butiran es jatuh di genteng-genteng rumah di daerah tropis. Malam hari badai kembali menerjang. Esoknya cuaca berganti lagi dan lagi. Tak ada siklus dan pergantian. Semuanya berlangsung secara acak dan datang tiba-tiba. Juga ekstrim.

Nun jauh di daerah kutub sana, terjadi pergerakan retakan gunung es yang sedang mencair. Balok-balok es yang terpisah tak lagi seukuran batu, tapi sudah seluas kota Jakarta. Balok itu terus bergerak ke arah perairan yang lebih hangat dan tak lama kemudian terpotong-potong kecil hingga akhirnya hilang tak berbekas.

Tengoklah kota Jakarta? Pelan tapi pasti kota itu akan hilang ditelan air laut yang semakin naik. Pantai-pantai yang indah bersabarlah, sebentar lagi amuk tsunami akan memporak-porandakanmu. Untuk para petani, siapkan dana pensiunmu. Sebentar lagi hasil panenmu tak lagi cukup memenuhi gudang berasmu. Karena wabah penyakit-penyakit aneh siap melumat habis hasil panenmu. Baca lebih lanjut

Bagaimana Einstein Membangun Teori Relativitas

Pada tanggal 14 Desember 1922 Albert Einstein menyampaikan kuliah umum di depan mahasiswa Kyoto Imperial University tentang ide-ide yang melatarbelakangi lahirnya teori relativitas khusus dan umum. Ini adalah bagian lawatan Einstein ke Jepang selama 43 hari bersama istrinya, Elsa. Selama itu ia harus memberikan kuliah untuk para fisikawan dan publik umum.

Catatan kuliah ini di terbitkan tahun berikutnya oleh majalah bulanan Jepang, Kaizo. April 2005, Prof. Masahiro Morikawa dari Ochanomizu University menerjemahkannya ke bahasa Inggris dalam bulletin Asosiasi Himpunan Fisikawan Asia Pasifik. Selanjutnya diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh seorang fisikawan bernama Terry Mart.

Ide Einstein dalam membangun teori relativitas muncul tahun 1905, karena permasalahan optik pada benda-benda yang bergerak. Cahaya merambat dalam lautan eter dan Bumi bergerak dalam eter  yang sama. Oleh karena itu, gerakan eter haruslah dapat diamati dari Bumi. Namun Einstein tidak menemukan bukti pengamatan aliran eter dalam literature fisika. Einstein sangat terdorong untuk membuktikan aliran eter relatif terhadap bumi atau dengan kata lain gerakan bumi di dalam eter. Saat itu Einstein sama sekali tidak meragukan eksistensi eter serta gerakan eter tersebur. Baca lebih lanjut